MENUNDA AMAL PERBUATAN (KEBAIKAN)

25. Tiada meninggalkan sedikitpun dari kebodohan, siapa yang berusaha mengadakan sesuatu dalam suatu masa selain daripada yang dijanjikan Allah di dalam masa itu.

Dalam fasal lain ada keterangan :
Tiada suatu saat yang berjalan melainkan disitu pasti ada takdir Allah yang dilaksanakan.

firman Allah :
Tiap hari (tiap saat) Dia (allah) menentukan urusan.

...menciptakan, menghidupkan, mematikan, memulyakan menghinakan dan sebagainya.
Maka sebaiknya setiap hamba menyerah dengan rela hati kepada hukum ketentuan Allah pada tiap waktu, sebab ia harus percaya kepada syeh mamat dan kebijaksanaan Allah.

26. Menunda amal perbuatan (kebaikan) karena menantikan kesempatan yang lebih baik, adalah suatu tanda kebodohan yang mempengaruhi jiwa.

Kebodohan itu disebabkan oleh :

1. Karena ia mengutamakan duniawi.
Allah berfirman :
Tetapi kamu mengutamakn kehidupan dunia, padahal akhirat itu lebih baik dan kekal selamanya.

2. Penundaan amal itu kepada masa yang ia sendiri tidak mengetahui apaka ia akan mendapatkan kesempatan itu atau kemungkinan ia dilanda oleh ajal (mati) yang telah menantikan masanya.

3. Kemungkinan azam, niat dan hasrat itu lemah dan berubah.

kata pujangga :
Janganlah menunda sampai besok, apa yang dapat engkau kerjakan hari ini.
Waktu sangat berharga, maka janganlah engkau habiskan kecuali untuk sesuatu yang berharga.

27. Jangan anda meminta kepada Allah supaya dipindahkan dari suatu hal kepada yang lain, sebab kiranya Allah menghendakinya tentu telah memindahkanmu tanpa mengubah keadaanmu yang lama.

Dalam hikayat :
Ada seorang yang saleh bisa bekerja dan beribadah, lalu ia berkata :
"Andaikan aku bisa mendapatkan dalam tiap hari 2 potong roti, niscaya aku tidak susah bekerja dan senantiasa ibadah."
suatu ketika ia harus masuk penjara karena ia difitnah. dan tiap hari ia mendapatkan 2 potong roti, kemudian setelah lama menderita dalam penjara, lalu ia berfikir : "kenapa sampai terjadi seperti ini"..., tiba-tiba teringat dalam perasaannya : engkau minta 2 potong roti, dan tidak minta selamat, maka Kami (Allah) memberi permintaanmu.
Setelah itu ia minta ampun dan membaca istighfar, akhirnya ketika itu pintu penjara terbuka dan ia dibebaskan dari penjara.

Sebab Allah menjadikan manusia dengan segala hajat kebutuhannya, jadi tidak usah khawatir atau ragu atau jemu terhadap sesuatu pemberian Allah. meskipun berbentuk penderitaan, sebab tidak ada yang terbit dari karunia dan hikmat Allah ta'ala.

waktu memang berharga ya .....